"Kamu sepertinya gelisah, ada apa?"
Tanyanya membuyarkan lamunanku.
"Ah gak kok, gak kenapa-kenapa."
Ku tatap Lelaki di depanku, pemilik binar mata yang pernah ku cintai dengan tulus. Dia yang pertama kali memperkenalkanku tentang apa itu cinta, Dialah cinta pertamaku.
Aku ambil sepucuk undangan dari dalam tasku dan Ku serahkan untuknya.
"Ada sesuatu untukmu" ucapku terbata.
"Sebenarnya sekarang aku sudah punya kekasih dan bulan depan kami akan segera menikah."
Dia tampak terkejut, "menikah? lalu bagainmana denganku?"
"Denganmu? ada apa denganmu?" Tegasku.
"Aku mencintaimu cha, aku kembali untuk menyatukan cinta kita lagi." nadanya mulai meninggi.
"Menyatukan cinta kita lagi? Ray, kalo kamu cinta sama aku, kamu gak mungkin ninggalin aku gitu aja tanpa alasan dan datang kembali dengan sejuta alasan seperti sekarang. Aku sadar Aku juga sangat mencintaimu, tapi itu dulu Ray. Kalopun sekarang masih, itu udah gak seperti dulu. Hatiku terlalu sakit untuk mengingatmu yang tiba-tiba menghilang" Nafasku tersengal mencoba menahan tangis.
"Ray, ini bukan jalan kita. Maaf aku lebih memilih Dia yang tulus menyayangiku." Kali ini air mataku tak terbendung lagi.
Ray menggenggam tanganku, wajahnya tertunduk, "maafin aku cha..." ujarnya lirih.
"Kamu gak perlu minta maaf, yang kamu perlu sekarang cuma merelakan. Sama seperti Aku dulu yang mau gak mau harus merelakanmu pergi ninggalin aku tanpa alasan. Kalo Aku bisa, kenapa Kamu enggak?"
Aku beranjak dari tempatku, bergegas pergi meninggalkannya.
Sampai di ujung jalan Ku lihat Dia masih terpaku di bangku taman itu. Mungkin ada suatu penyesalan bergeliat di batinnya, ah.. tapi ya sudahlah.. Aku juga tidak akan mungkin meninggalkan orang yang dengan tulus mencintaiku demi dia yang pernah melukaiku. Meskipun aku sadar masih ada namanya dalam hatiku.
"Selamat tinggal cinta pertamaku" bisikku dalam batin.
Komentar
Posting Komentar