Mendengar pernyataan cinta dari seorang lelaki bagi
perempuan mungkin sudah biasa, Tapi bagaimana jika perempuan
yang memiliki perasaan itu? Apa semudah itu mereka menyatakannya?
Kebanyakan memilih diam dan menunggu, entah apa yang ditunggu. Ketika rasa yang disebut cinta itu hadir, kami hanya bisa mengaguminya dari
jauh, memperhatikan geraknya, setia menjadi stalker jejaring sosialnya, dan
membawanya ke dalam mimpi tidur malam.
Sesederhana itu hati perempuan yang jatuh cinta diam-diam.
Dia menata ruang hatinya rapi-rapi untuk orang yang dia sayang, membiarkannya
tetap kosong dan siap ditempati. Tapi sayang, ruang yang sudah rapi tersebut
terlalu lama dibiarkan kosong karena perasaan yang tak terungkap.
Perempuan yang jatuh cinta diam-diam tidak pernah diberkahi
dengan 9 nyawa seperti kucing, kami hanya mempunyai satu nyawa yang kami jaga
baik-baik. Seakan nyawa itu akan hilang jika kami mengungkap perasaan sayang kepada dia lelaki yang menjadi pilihan hati.
Perempuan yang jatuh cinta diam-diam mudah sekali tersenyum
ketika melihat sosok yang disayanginya ada didepan mata, dan mudah sekali
menangis ketika melihat lelaki itu dengan perempuan lain. Tidak banyak yang
bisa dilakukan, tapi selalu ada doa tulus dari perempuan yang jatuh cinta diam-diam
untuk kebahagiaan pujaan hatinya itu.
Emansipasi wanita yang dieluh-eluhkan Ibu kartini sepertinya
tidak pernah berlaku dalam konteks ini. Pada nyatanya sebagian kaum kami tidak
di anugrahi nyali lebih untuk menyatakannya. Bagi mereka, semua dimulai secara
diam-diam, memperhatikan secara diam-diam, mengikuti hari-harinya diam, dan
berakhir diam-diam.
Komentar
Posting Komentar