Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Yang Kita inginkan VS Kita Butuhkan

"Terkadang Tuhan memberikan apa yang manusia butuhkan, bukan apa yang manusia inginkan". Mungkin ada benarnya juga maksud dari kalimat di atas, tidak selamanya apa yang kita inginkan terkabul. malah terkadang kita diberi sesuatu justru tanpa kita sadar itulah yang sebenarnya kita butuhkan. Misalkan saja, saat pertama masuk kuliah, Saya sempat kecewa karena pada akhirnya mau tidak mau Saya harus cukup legowo karena kuliah di perguruan tinggi swasta, bukan perguruan tinggi negeri seperti cita-cita Saya dahulu. Namun ternyata Tuhan berkata lain, ke-kecewaan tadi dibalas manis oleh Tuhan dengan diberikannya Saya teman-teman yang saat ini bisa dikatakan seperti saudara. Bersama mereka Saya lewati masa study 3.5 tahun dengan hasil yang bagi Saya memuaskan. Semua tidak terlepas dari motivasi mereka selama ini, banyak sekali diskusi-diskusi yang membawa banyak pelajaran. Dan akhirnya Saya sadar, ini yang Saya butuhkan. Beda kasus lagi jika dulu Saya tetap teguh dengan ego, mungk

Punggung

Hari ini matahari masih terbit di sebelah timur, Adzan subuh juga masih terdengar seperti biasa, Angin berhembus sewajarnya, Semua seperti seharusnya. Hanya saja tidak dengan duniaku, Dunia yang berkelumit di dalam ragaku, Tepat di dimensi yang kasat mata, Aku menyebutnya batin. Entah berapa warna-warni yang memenuhinya, Tapi selama ini batinku gemerlap, Dipenuhi serpihan optimis, puing harapan, Dan semburan asa. Ada yang kuat menyalakannya, Aku biasa menyebutnya punggung. Aku terlalu nyaman memandangnya dari belakang, Si punggung itu selalu sama, Tempat batinku ingin pulang walaupun sekedar menatap, Bukan untuk bersandar. Sudah lama si punggung memberi energi terhadap nyala warna-warni dalam batinku, Selama itu pula aku tenang dan optimis hariku baik-baik saja. Tidak saat si punggung itu menghilang, Dia memilih untuk tidak menetap dalam batinku, Diambilnya semua energi yang ada, Seketika batinku gelap, semua warna dengan cepat memudar

Desember 2015

Seminggu sudah bulan syahdu itu berlalu, masih hangat dalam benakku bagaimana untuk pertama kali rintik hujan jatuh mengenai kepalaku. Masih seperti tahun sebelumnya, Desember membuatku sering merenung. Beberapa kenangan yang masih pekat berlari-lari kecil dalam ingatan, seakan ingin menunnjukkan eksistensinya dalam kejadian mahadahsyat sepanjang tahun ini. Terimakasih dan rasa syukur tertinggi aku haturkan kepada pemilik semesta alam, tak kuasa aku melawan takdirmu, meski hari yang ku lalui kadang tertalu membuatku kepayahan. Satu tahun kesempatan ini amat berarti, setidaknya ini yang ingin aku tulis dalam lembar kali ini. Dalam konteks nyata, aku belum pernah menguji adrenalinku dalam suatu wahana permainan roller coaster, tetapi aku sering menggunakannya sebagai  pemaknaan perjalanan hidupku. Aku ingat saat-saat tertawa seakan menyentuh langit, tapi dengan sekejap keadaan terbalik, aku menjerit ketika terhempas ke bawah.  Tapi di penguhujung Desember ini, aku mengingat semua, d