Andai aku pujangga atau filosofis ternama, pasti dapat dengan mudah ku tulis apa yang sedang aku lihat dan rasakan.
Bukan hal baru jika senja itu indah,
Tapi kali ini ku rasakan senja sore itu sedikit berbeda.
Ada yang membuatnya lebih indah,
Ku amati sekitarku, mencari tahu apa perasaanku yang salah..
Ku lihat sekali lagi langit yang memerah itu, indah.. dan masih lebih indah..
Ku tebarkan lagi pandanganku ke sekeliling,
Hingga aku merasa menemukan alasannya.
Hey... ternyata kamu..
Haruskah ku akui senja sore ini lebih indah karnamu?
Sisa sinar matahari yang hendak tenggelam membias menerpamu,
Sesekali ku tamati wajahmu dari kejauhan.
Tentu saja dari sudut dimana kamu tidak akan sadar ada yang sedang mengawasimu.
Aku suka seperti ini,
Dari awal pertemuan kita pun aku hanya bisa seperti ini.
Terlalu berlebihan jika aku mengatakan "dengan menatapmu saja aku tenang",
Tapi apa daya jika itu benar adanya.
Seperti sore kemarin,
Senja yang lebih indah..
Sebelum akhirnya ku tersadar dari lamunanku.
Tak seharusnya ku biarkan diriku menikmati senja ini lebih lama,
Sebelum hal yang ku takutkan terjadi,
Aku tidak ingin berpindah posisi dari pengagum rahasiamu menjadi yang lebih jauh dari itu.
Ah sudahlah.. aku harus sadar siapa aku.
Sudah cukup rasanya ku nikmati senja sore itu.
Biarkan saja senja berganti petang,
Tatapanku sudah tak tertuju lagi padanya,
Mataku perlahan terpejam.
Ku biarkan lamunanku hilang bersama deru perjalanan sore itu.
Dan ketika ku terbangun, ternyata lamunanku tadi tetap ada dalam benak.
Terimakasih ketenangannya,
Sekarang saatnya harus ku akhiri apa yang belum ku perbuat..
Ku harap senja esok dan hari lainnya akan selalu indah,
Meski tanpa menatapmu..
#amorfati
Komentar
Posting Komentar