Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Paket Hemat Pizza Hut Delivery "My Box"

Musim hujan mulai datang, Saya bawaannya pengen makan mulu. Lebih tepatnya sih njajan. hehe.. Kemarin tiba-tiba Saya pengen banget makan pizza, Nah berhubung yang pengen cuma Saya, keingetlah sama iklan TV PHD yang munculin paket barunya "My Box". Ga pake cas cis cus, meluncurlah Saya ke PHD deket rumah di Jl. Prapen. Seperti biasa, mbak-mbaknya yang ramah langsung ngejelasin paket yang Saya tanyakan. My Box ini terdiri dari 4 Varian pizza, ada Beeforn, Chicken Mayo, Beef BBQ, Spicy Tuna. Ga cuma Pizza aja, ada tambahan snack yang bisa kita pilih, ada Beef Sausage, Mert Puff, Potato Wedges, Chincken Sticks, Pepchiz, Boneless Chicken Thigt. Kali ini Saya pilih Pizza yang Beef BBQ (cari aman, soalnya ga suka rasa yang aneh-aneh :D) dan untuk snacknya saya pilih Chicken Sticks. Setelah input pesanan, total yang harus saya bayar cuma Rp. 35.000, yapz.. sama kayak di iklannya (udah include PPNnya juga kali ya.. saya lupa). Setelah 15 menit nunggu, akhirnya Pizza pesanan Saya

Soto Kadipiro ala Saya

Lama ga ketik-ketik blog, apalah daya saya ini.. yang sekarang lagi rajin-rajinnya berburu dolar buat tabungan masa depan. Alhamdulillah, ga cuma rajin berburu dolar, tapi juga rajin masak. Ada apa gerangan? Soon ya, saya akan curhat ke kalian.. (bukan ke mama dedeh). Nah kali ini bisa dibilang eksperimen nekat saya, hasil ke sotoy-an saya, dengan yakin dan optimis saya mencoba memasak soto Jogja yang udah Hitz disana "Soto Kadipiro" tapi ini versi Saya :D Soto yang satu ini adalah favorit saya kalo ke lagi pulang kampung ke Jogja Lho. Bedanya sama Soto di Surabaya, Kuah Soto ini cenderung bening, sedangkan yang di surabaya kebanyakan kuahnya pake kunyit jadi berwarna kuning. Biarpun baru pertama nyoba dan nekat pula, Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan. Nah buat kalian yang bosan masak soto itu-itu aja, bisa banget nyoba resep satu ini . yuk cekidot.. Bahan : - Daging Sapi (rebus, kaldunya bisa buat kuah, potong dadu ) Bumbu Haluskan : - 5 siung bawang mera

Catatan Kecil di Pedalaman Nganjuk

Belajar tidak berbatas usia, tempat, dan waktu, setidaknya itu yang kami dapat melalui kegiatan Traveling and Teaching atau lebih dikenal dengan sebutan TnT kali ini. Meskipun sudah kesekian kalinya Komunitas 1000 Guru Regional Surabaya menggelar acara demikan, namun di tiap TnT selalu menyajikan pesan tersendiri khususnya bagi para volunteer yang terjun langsung ke pedalaman. TnT#8 yang diadakan oleh 1000 Guru Surabaya kali ini berlokasi di SDN Ngepung 1, Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Bagi kami yang terbiasa hidup di tengah hingar bingar kota, mungkin akan merasa asing dengan kehidupan desa. akses desa yang lumayan cukup sulit karena harus ditempuh dengan jalan yang ala kadarnya dan belum beraspal, ditambah berada ditengah hutan jati menambah keseruan perjalanan malam kami menuju lokasi TnT. Dalam TnT para volunteer tidak hanya diajak berbagi keceriaan dengan adik-adik di sekolah yang dikunjungi, tetapi juga diajak untuk merasakan kebahagiaan melalui

Yang Kita inginkan VS Kita Butuhkan

"Terkadang Tuhan memberikan apa yang manusia butuhkan, bukan apa yang manusia inginkan". Mungkin ada benarnya juga maksud dari kalimat di atas, tidak selamanya apa yang kita inginkan terkabul. malah terkadang kita diberi sesuatu justru tanpa kita sadar itulah yang sebenarnya kita butuhkan. Misalkan saja, saat pertama masuk kuliah, Saya sempat kecewa karena pada akhirnya mau tidak mau Saya harus cukup legowo karena kuliah di perguruan tinggi swasta, bukan perguruan tinggi negeri seperti cita-cita Saya dahulu. Namun ternyata Tuhan berkata lain, ke-kecewaan tadi dibalas manis oleh Tuhan dengan diberikannya Saya teman-teman yang saat ini bisa dikatakan seperti saudara. Bersama mereka Saya lewati masa study 3.5 tahun dengan hasil yang bagi Saya memuaskan. Semua tidak terlepas dari motivasi mereka selama ini, banyak sekali diskusi-diskusi yang membawa banyak pelajaran. Dan akhirnya Saya sadar, ini yang Saya butuhkan. Beda kasus lagi jika dulu Saya tetap teguh dengan ego, mungk

Punggung

Hari ini matahari masih terbit di sebelah timur, Adzan subuh juga masih terdengar seperti biasa, Angin berhembus sewajarnya, Semua seperti seharusnya. Hanya saja tidak dengan duniaku, Dunia yang berkelumit di dalam ragaku, Tepat di dimensi yang kasat mata, Aku menyebutnya batin. Entah berapa warna-warni yang memenuhinya, Tapi selama ini batinku gemerlap, Dipenuhi serpihan optimis, puing harapan, Dan semburan asa. Ada yang kuat menyalakannya, Aku biasa menyebutnya punggung. Aku terlalu nyaman memandangnya dari belakang, Si punggung itu selalu sama, Tempat batinku ingin pulang walaupun sekedar menatap, Bukan untuk bersandar. Sudah lama si punggung memberi energi terhadap nyala warna-warni dalam batinku, Selama itu pula aku tenang dan optimis hariku baik-baik saja. Tidak saat si punggung itu menghilang, Dia memilih untuk tidak menetap dalam batinku, Diambilnya semua energi yang ada, Seketika batinku gelap, semua warna dengan cepat memudar

Desember 2015

Seminggu sudah bulan syahdu itu berlalu, masih hangat dalam benakku bagaimana untuk pertama kali rintik hujan jatuh mengenai kepalaku. Masih seperti tahun sebelumnya, Desember membuatku sering merenung. Beberapa kenangan yang masih pekat berlari-lari kecil dalam ingatan, seakan ingin menunnjukkan eksistensinya dalam kejadian mahadahsyat sepanjang tahun ini. Terimakasih dan rasa syukur tertinggi aku haturkan kepada pemilik semesta alam, tak kuasa aku melawan takdirmu, meski hari yang ku lalui kadang tertalu membuatku kepayahan. Satu tahun kesempatan ini amat berarti, setidaknya ini yang ingin aku tulis dalam lembar kali ini. Dalam konteks nyata, aku belum pernah menguji adrenalinku dalam suatu wahana permainan roller coaster, tetapi aku sering menggunakannya sebagai  pemaknaan perjalanan hidupku. Aku ingat saat-saat tertawa seakan menyentuh langit, tapi dengan sekejap keadaan terbalik, aku menjerit ketika terhempas ke bawah.  Tapi di penguhujung Desember ini, aku mengingat semua, d