Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Air Terjun Pantai Jogan

Masih melanjutkan perjalanan dari pantai siung di postingan kemarin, saat kami pulang, kami menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu pantai yang unik bernama air terjun pantai jogan. Nah ... Ini pantai apa air terjun ya? Ternyata ada dua duanya. Letaknya tidak begitu jauh dari pantai siung, jadi buat yang ke pantai siung jangan lupa di sempatkan mampir ke objek wisata satu ini. Cukup dengan membayar parkir 3000rupiah, kita dapat menikmati pemandangan uniknya. Sayang sekali hujan lebat masih mengguyur sore itu, turun dari motor kami tidak melepas mantel hujan. Aliran air terjun sudah terdengar bunyinya dari sini. Sambil berjalan hati hati karena jalan berlumpur yang terguyur hujan ini menjadi sangat licin. Pertama kita akan disuguhkan sebuah sungai kecil yang beraliran deras ( maklum, hujan hari itu lebat sekali) berbeda ketika musim kemarau, alirannya kecil bahkan terkadang kering. Diatasnya sudah tersedia jembatan alakadarnya yang terbuat dari bambu. Setelah menyeberangi jembata

Hujan, di Satu Waktu

Hujan adalah salah satu waktu yang tepat untuk berdoa. Hujan malam ini ingin aku persembahkan untuk dia. Dia yang tidak pernah bisa kusebut namanya. Dia yang berada jauh disana, terpisah jarak beberapa ratus kilometer dari tempatku berpijak saat ini. Tidak banyak yang aku minta saat ini. Aku hanya berharap semoga dia dalam keadaan baik dan bahagia. Aku kira melupakannya adalah hal yang sangat mudah. Terlebih lagi kami dipisahkan jarak. Kami jarang bertegur sapa. Hanya mampu mengingat jika kita pernah bersama. Bersama tidak selamanya harus menjadi sepasang. Buktinya kami hanya dipertemukan, tidak untuk disatukan. Andai takdir satu ini bisa berubah... Kami pernah melewati waktu bersama saat hujan mirip seperti malam ini. Entah apa namanya yang ada dalam hati ini, perlahan tapi pasti dia menetap disini, tanpa bisa aku menyadarinya. Mungkin sejak aku sadar senyumnya teduh 2.5tahun yang lalu.. Entahlah.. Aku bingung menjelaskannya. Ini gila, tapi ini nyata.. Aku kira dengan diam, hal

Berpacu dalam hujan (explore pantai siung,Jogjakarta)

Sudah 1 minggu saya menikmati masa libur kuliah saya di kota kelahiran ibu saya ini. Perkenalkan saya wulan, ibu saya asli jogja tepatnya di desa tumut, sumbersari, moyudan, sleman, yogyakarta. Cukup panjang bukan untuk menyebut alamat disini? Hehe Hujan yang mengguyur jogja 2 hari berturut turut ini membuat saya enggan beranjak dari dalam kamar. Suasana di dalam rumah juga sangat hangat. Di sini kami sering makan bersama. Ada nenek, om, tante, juga keponakan kecil saya. Pagi itu bunyi handphone membangunkan saya dari tidur. Wow.. Saya terkejut melihat siapa yang mengirim pesan whats up saat itu, ternyata dia arfan. Yuhuu... Abang saya satu ini jarang jarang lho nghubungi saya. "Kamu di jogja? Mau aku ajak dolan" setelah berbalas pesan. Akhirnya saya fix ikutan dolan. Rencananya kita mau mantai. Saya sering diajak mbolang sama pak guru satu ini. Dan tujuannya tidak pernah mengecewakan. Akhirnya tepat pukul 11siang hujan mulai berhenti. Tiba tiba saja arfan sudah nongol di

TnT#2 SDN Jipurapah 2 Jombang Part 3 (the last)

Suara adzan subuh dari musholla perlahan menyadarkan saya dari tidur lelap. Dengan setengah sadar saya coba untuk bangun dan membuka mata. Sedikit rasa sakit di area leher dan punggung, maklum kami tidur hanya beralas terpal dan bantal dengan barang bawaan seadanya. Setelah merapikan selimut, saya bergegas menuju musholla untuk membersihkan badan dan sholat. Diluar masih sangat gelap, penerangan di jalan yang belum beraspal ini sangat minim. Saya rasakan dinginnya air yang mengalir dari kran mulai mengembalikan kesadaran saya. Satu persatu teman yang lainnya pun juga bangun untuk sholat. Setelah melaksanakan kewajiban 2 rakaat tersebut, saya mulai merapikan isi tas yang mulai berantakan. Rencananya pagi ini kami akan pulang. Jadi isi tas harus serapi mungkin supaya mudah dibawa. Sinar matahari perlahan mulai menampakkan diri. Jalan yang tadinya gelap mulai terang. Sungguh pemandangan yang indah ketika warna violet fajar berpadu dengan hijaunya sawah yang terbentang luas. Saya duduk

TnT#2 SDN Jipurapah 2 Jombang Part 2

Nyambung ke postingan awal yang menceritakan serunya perjalanan kami menuju SDN Jipurapah 2, kali ini setelah beristirahat sejenak di teras musholla saya kumpulkan sisa tenaga untuk bangkit. Ciyeeh.. Bangkit.. Setelah membersihkan badan dan berganti baju khas 1000guru (ciyeee baju baru..) kami mempersiapkan sarapan pagi yang sudah di masak oleh ibu yang rumahnya kami tempati. Ini khasnya TnT 1000Guru, kita makannya barengan.. Seadanya, dengan alas daun pisan dan dijejer sama rata, istilah di daerah saya sih kembulan namanya. Lauknya cuma tahu, telor dibumbu, plus krupuk, saya yakin kalo ini di Surabaya saya males buat makan, karena pada dasarnya saya kurang menyukai telor. Mungkin ini bawaan situasi kebersamaan, makannya jadi berasa enak banget (bukan peres yaa :p). Seusai mengisi kebutuhan perut, kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan donasi buat adik-adik. Donasi yang terkumpulkan dibagi sama rata, ada tas, pensil,buku, tempat pensil, pensil warna, dan sebagainya. Sebagian yang lai

TnT#2 SDN jipurapah 2 Jombang

Penutup bulan februari sekaligus pembuka bulan maret ini cukup manis bagi saya. Eh.. Tidak.. Manis banget malah. Tanggal 28 februari - 1 maret kemarin saya untuk pertama kalinya mengikuti kegiatan travelling and teaching (TnT)-nya komunitas 1000 guru surabaya. Komunitas ini adalah suatu kumpulan yang bertujuan untuk peduli terhadap sekolah pedalaman dengan kegiatan TnT nya kita tidak hanya diajak untuk sekedar bertravelling ria, tapi juga untuk mengajar. Untuk kegiatan TnT ke dua ini yang menjadi tujuan kami adalah SDN Jipurapah 2, kec. Plandaan, Jombang. Awalnya sih yang ada dalam mindset saya Jombang adalah salah satu daerah yang sudah cukup maju dalam segi pembangunannya. Tidak disangka ternyata masih ada daerah yang tertinggal bahkan jauh dari kata pembangunan. Saya cukup antusias mengikuti kegiatan ini, beberapa barang yang diperlukan sudah tertata rapi dalam ransel saya yang tidak seberapa besar. Berangkat dari rumah hari jumat sekitar jam 8 malam untuk berkumpul di meet point