Langsung ke konten utama

TnT#2 SDN Jipurapah 2 Jombang Part 2

Nyambung ke postingan awal yang menceritakan serunya perjalanan kami menuju SDN Jipurapah 2, kali ini setelah beristirahat sejenak di teras musholla saya kumpulkan sisa tenaga untuk bangkit. Ciyeeh.. Bangkit..

Setelah membersihkan badan dan berganti baju khas 1000guru (ciyeee baju baru..) kami mempersiapkan sarapan pagi yang sudah di masak oleh ibu yang rumahnya kami tempati. Ini khasnya TnT 1000Guru, kita makannya barengan.. Seadanya, dengan alas daun pisan dan dijejer sama rata, istilah di daerah saya sih kembulan namanya. Lauknya cuma tahu, telor dibumbu, plus krupuk, saya yakin kalo ini di Surabaya saya males buat makan, karena pada dasarnya saya kurang menyukai telor. Mungkin ini bawaan situasi kebersamaan, makannya jadi berasa enak banget (bukan peres yaa :p).

Seusai mengisi kebutuhan perut, kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan donasi buat adik-adik. Donasi yang terkumpulkan dibagi sama rata, ada tas, pensil,buku, tempat pensil, pensil warna, dan sebagainya. Sebagian yang lain sibuk niup balon yang juga jadi ciri khas 1000guru. Setelah semua sudah siap, sekitar pukul 9 pagi kami berjalan menuju SDN jipurapah 2 yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat kami menginap.

Bendera merah putih yang berkibar di tiang menyambut kami, seperti menambah semangat untuk memberikan keceriaan hari ini. Bangunan sekolahnya sangat sederhana, hanya ada 4 ruang kelas untuk kelas 1-6. Itu berarti mereka harus berbagi kelas. Ruang 1 untuk kelas 1 dan 2, ruang 2 untuk kelas 3 dan 4, begitu seterusnya. Dengan keadaan kelas yang juga cukup seadanya. Bahkan terlihat dengan jelas lubang di atap kelas yang cukup lebar.Total seluruh siswa hanya ada 31 siswa.

Okee cukup dengan deskripsi fisik sekolah, lanjut lagi ke kegiatan kami. Pertama tama seluruh siswa dikumpulkan berbaris di lapangan untuk ice breaking, hitung hitung pemanasan sekalian perkenalan. Panasnya siang itu tidak menghalangi semangat kami untuk terus mengembangkan senyum di wajah mereka. Setelah kurang lebih 30 menit ice breaking dan perkenalan mereka kembali ke kelas dengan didampingi para volunteers yang sudah dibentuk kelompok untuk mengajar sebelumnya.

Saya bersama 5 volunteers lainnya mendapat kesempatan untuk mengajar di kelas 2, yang totalnya sebanyak 12 siswa. Bagi saya ini bukan mengajar, tapi justru saya yang belajar. Saya banyak belajar dari mereka. Dari senyum tulus mereka. Berbeda jauh dengan anak anak seusia mereka masa kini di perkotaan, tapi sapa mereka begitu hangat.

"Kakak namanya siapa?" sapa salah satu siswa sambil meraih tangan saya.

"Nama aku wulan, adek siapa namanya?" jawab saya mencoba mengimbangi.

"Intan kak, kak.. Nanti kakak di kelasku kan". Ujarnya manja.

Baru beberapa jam kami bertemu tapi sudah sehangat ini rasanya. Saya sampai trenyuh melihatnya.

Beberapa materi sudah kami siapkan sesuai bagiannya masing masing. Kali ini untuk kelas 2 kami memberikan materi pengenalan profesi dan pengenalan waktu. Saya sangat antusias mendengar cita cita yang diutarakan mereka, sebagian besar banyak yang ingin menjadi guru, dokter, polisi, dll. Jawaban khas anak kecil bukan?

Pertanyaan sengaja kami lempar untuk menguji keberanian mereka tampil di depan kelas. Setiap yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat, tentunya mendapat hadiah dari kami. Disini ada satu anak yang menyita perhatian saya, dia selalu mengacugkan tangan ketika ada pertanyaan, dan jawaban yang diberikanpun benar. Namanya Delia, dia mungil.. Masih sangat polos.

"Kak wulan, disini aja deket aku" ujarnya sambil bergelanyut di tanganku.
"Kak, aku pengen dapet tepaknya (re: tempat pensil)".

Aku terhenyak, Ya Tuhaaann... Keinginan itu mungkin bagi kami yang hidup di kota sangatlah kecil. Keponakan saya, bahkan saya sendiri di rumah punya lebih dari 1 tempat pensil. Sedangkan mereka disini sangat ingin memilikinya. Sekali lagi saya dapat pelajaran dari mereka..

Tiba tiba saja ada yang menggandeng tangan saya kemudian menciumnya, "kakak, pulang dulu ya" seorang murid laki laki kecil kelas 1 didampingi neneknya yang setia menunggu cucu semata wayangnya menuntut ilmu. Sungguh pemandangan manis didepan mata.

Setelah pelajaran di kelas dan sedikit permainan juga, kami semua minum susu bersama. Eh adik-adiknya aja sih.. Kitanya gak dapet. Huhuhu.. Padahal kakak kakaknya juga pada pengen..

Lanjut ke acara selanjutnya, yang lagi lagi juga jadi khasnya 1000Guru yaitu nempel cita cita di pohon harapan. Disini adik adik diberi kertas warna warni berbentuk daun, disitulah mereka menuliskan cita citanya. Satu persatu membacakan cita-cita mereka di depan untuk di amini yang lainnya, kemudian di tempel di pohon harapan.

"Nama saya delia, cita cita saya ingin menjadi dokter" dengan logat yang sepertinya udah jadi template disitu. Kami sering tertawa geli jika mendengarkannya. Hehehe

"Amiiiiiiiinnnn" sontak semua mengucapkannya.

Begitulah hingga siswa ke 31 selesai membacakan cita citanya. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu jika kita gembira melewatinya. Setelah membagikan tas dan balon, kami semua berfoto bersama di depan halaman sekolah. Entah kapan moment ini terulang, saya yakin pasti saya akan merindukannya. Satu persatu pulang meninggalkan sekolah hingga menjadi sepi. Teriknya siang itu membuat kami ingin segera beristirahat, mengingat sejak tadi malam kami belum mengistirahatkan badan.

Saya tertidur di musholla bersama beberapa volunteers lainnya. Dan ketika terbangun, sudah ada beberapa anak kecil di sekitar kami. Saya ingat, ini wajah wajah yang tadi ada di SD. Seperti sudah lama bertemu, kami sangat akrab dengan obrolan khas anak kecil. Mereka tidak sungkan untuk memeluk kami, bertanya ini itu, menceritakan ini itu.

"Kamu kok ga tidur siang? Atau nonton TV gitu dirumah?" tanya saya.
"Egak kak, gak punya TV" jawab mereka lugu.

Disini sulit sinyal, hp kami cuma untuk foto saja disini. Justru inilah yang kami rindukan. Quality time bersama keluarga baru, tanpa disibukkan gadget masing masing. Saya sempat merenung, jika internet saja susah diakses di desa ini, tv pun jarang ada yang punya. Lalu apa hiburan sehari hari mereka ditempat yang sangat jauh dari keramaian ini? Bahkan untuk sanitasi saja tidak semua memiliki MCK pribadi di rumah. Saya sempat bertanya pada salah satu adik disini,

"Dek, kalo mau (permisi) pup dimana ya?"
"Di kalen kak (re: di kali mbak)". Jawab mereka sambil menunjuk ke arah kali yang ada didekat musholla.

Bagaimana bisa mereka bertahan seperti ini? Apa yang membuat mereka bertahan? Sungguh tangguhnya adik adik kecil ini.

Lamunan saya buyar ketika delia menarik tangan saya sambil berkata "kak ayo mainan engkle". Saya digelayuti adik adik digiring ke halaman depan rumah. Mereka bermain dengan begitu ceria. Entah kapan terakhir saya melihat pemandangan seperti ini. Saya pun larut bersama kegembiraan mereka.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul setengah 5 sore, mereka pun pulang ke rumah masing masing untuk bersiap pergi mengaji. Saya dan volunteers lainnya juga bersiap siap untuk membagikan sembako kepada beberapa warga yang dianggap sangat membutuhkan.

Sambil menunggu waktu magrib kami menghabiskan waktu untuk menikmati senja di jembatan desa. Apalagi kalo bukan foto foto. Hehe.. Memang ga bakal lengkap rasanya kalo pulang ga bawa foto.

Ketika adzan magrib berkumandang kami bergegas menuju musholla, yang ternyata sudah dipenuhi adik adik yang sedang mengaji. Bunyi pukulan bedug membuat suasana semakin syahdu. Senja kali ini benar benar berbeda rasanya. Mereka dengan kompak menjawab lantunan adzan yang berkumandang, usai adzan pun mereka isi dengan sholawat. Setelah berjamaah maghrib kami melanjutkan dengan mengaji bersama hingga menjelang isya'. Lalu mereka pulang ke rumah masing masing.

Sungguh hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan, saya rebahkan punggung saya dengan alas terpal seadanya. Disini lantai nya masih berupa tanah jadi jangan berharap lebih ya :D

Sekitar jam 9 malam, kami melanjutkan acara sharing sesion. Disini satu persatu dari kami memperkenalkan diri dan bagaimana awal mulanya bisa mengenal 1000Guru. Lucunya.. Sebagian besar tahu 1000Guru dari akun IG dagelan. Pasti kalian tidak asing lagi dengan akun kocak satu ini.
Satu persatu mengutarakan kesan dan pesannya seputar kegiatan TnT ini. Disinilah kami mulai lebih mengenal satu sama lain.

Sebelum tidur kami menyempatkan untuk makan, hehehe. Saking asyiknya kami lupa, jadinya baru makan malam jam 10 malam. Setelah itu tidur deh.. Tidak ada alas nyaman seperti di rumah.. Disini kami semua jadi satu. Seperti yang tadi, kebersamaan selalu membuat suasana jauh lebih baik.

Hari ini mungkin akan terkenang sampai kapanpun di hidup saya. Saya banyak belajar disini. Semoga adik adik sekarang di rumah mereka juga tidur nyenyak. Selamat malam dunia..

Itulah seputar kegiatan kami di hari pertama. Masih ada lanjutannya lagi lhoh di postingan selanjutnya :)






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat Mendengarkan Explosions In the Sky - Your Hand in Mine

"Perasaan terlalu luas untuk sekedar diwakili oleh kata-kata" Mungkin itu perumpaan yang cocok untuk musik yang sering disebut Postrock. Musik yang baru beberapa tahun belakangan saya kenal ini mulai menyentil telinga ketika pertama kali saya dengar atas saran seseorang. Saat pertama kali mendengarkan, dari intro hingga beberapa menit lagu itu berputar Saya mulai bosan, “ini mana yang nyanyi?” itu kalimat yang hingga sekarang masih saya ingat. Suatu malam Saya ulangi lagi mendengarkan lagu itu saat menjelang tidur, dari sinilah kekaguman akan genre musik satu ini muncul. Ibarat kemarau panjang kemudian diguyur hujan sehari, lagu-lagu beraliran postrock meneduhkan tidak hanya telinga, tapi juga otak bahkan jiwa. Saya tidak paham secara pasti bagaimana awal mula musik postrock berkembang, untuk hal satu ini saya tidak ingin mempelajarinya terlalu dalam, musik postrock jauh lebih nikmat didengarkan daripada sekedar memusingkan sejarahnya. Berdasarkan ke-soktauan s

Pernah Alay

Semua orang pernah masuk dalam fase alaynya masing-masing tanpa mereka sadar, Seperti fenomena yang akhir-akhir ini Gue lihat di facebook atau twitter, mulai dari gaya bahasa besar kecil,huruf jadi angka angka jadi huruf “h4i,,LeH N4l?”Trus Gue harus jawab apa? “E4cHh, CpA Di SaN4?” bertahan 5 menit udah bagus deh, juling ini mata. Belum lagi Foto-foto gayanya pasti : 1) ambil angle poto dari atas, jari telunjuknya ditempelin ke bibir, kayak nyuruh anak kecil jangan berisik.. ngaaapppaaiinnn?? 2) Ini yang lagi marak, lagi trendnya HP BlackBerry, fotonya sok lagi ngutek-ngutek BBnya. Nah Gue?? Pose pakek ulekan mak Gue? 3) atau cowok yang biasanya moto wajahnya sendiri,ini bener-bener gak habis pikir deh. Cewek masih wajar,nah cowok?? Apalagi di imut-imutin gitu fotonya. Gue barusan ngubek-ubek folder foto Gue dan nemu foto lama gue,hahaha TERNYATA GUE PERNAH ALAY!! Gak afdol rasanya kalo Gue ngeledekin orang-orang alay terus, ini beberapa foto lama Gue pada jaman ALay dahulu kala

eror# Iklan Paling Absurd Sedunia Bul-bul

Peran media iklan memang gak pernah lepas dari ketenaran sebuah produk. Semakin kreatif kita dalam mengemas iklan tersebut, kemungkinan produk kita dikenal kemudian dikonsumsi juga semakin besar. Mungkin itu salah satu alasan kenapa iklan-iklan sekarang bisa dibilang “WOOWW ..” wow gimana?? Wow absurdnya :D Bukan niat ngejelek-jelekin, ini hanya pemikiran diluar nalar otak udang :o 1.         Nyot Nyot Dikenyot nyoootttt… Pertama liat iklan itu, Gue tertegun.. *gak sampek ngiler. Gilaaaaaaa…. Kreatif ini yang bikin konsep iklan. Sapa yang gak hafal lagunya? Iklan apa itu? Gue lupa.. ada sekumpulan anak lagi ngeyot itu produk sambil nyanyi “nyot nyot dikenyot nyoooottt” tiap kata “nyoooottt” kepala anak-anak secara bergantian membesar. Apa itu produk bikin kita Hydrosepalus? 2.        Dilema Pensil dan Perment mintz Iklan yang artisnya Cuma 1, wehh.. Andhika Kangen Band? *upz bukan.. gak tau dia sapa, rambutnya yang mirip super saiya lengkap dengan ekspresi nahan kentut i