Suara adzan subuh dari musholla perlahan menyadarkan saya dari tidur lelap. Dengan setengah sadar saya coba untuk bangun dan membuka mata. Sedikit rasa sakit di area leher dan punggung, maklum kami tidur hanya beralas terpal dan bantal dengan barang bawaan seadanya.
Setelah merapikan selimut, saya bergegas menuju musholla untuk membersihkan badan dan sholat. Diluar masih sangat gelap, penerangan di jalan yang belum beraspal ini sangat minim.
Saya rasakan dinginnya air yang mengalir dari kran mulai mengembalikan kesadaran saya. Satu persatu teman yang lainnya pun juga bangun untuk sholat. Setelah melaksanakan kewajiban 2 rakaat tersebut, saya mulai merapikan isi tas yang mulai berantakan. Rencananya pagi ini kami akan pulang. Jadi isi tas harus serapi mungkin supaya mudah dibawa.
Sinar matahari perlahan mulai menampakkan diri. Jalan yang tadinya gelap mulai terang. Sungguh pemandangan yang indah ketika warna violet fajar berpadu dengan hijaunya sawah yang terbentang luas. Saya duduk termenung di atas jembatan sambil menikmati apa yang ada di depan mata saya.
Dari kejauhan nampak 4 orang anak berjalan mendekat menuju arah musholla.
"Hallo dek.. Mau kemana?" sapa saya.
Dengan senyum mereka menjawab, " mau bersih bersih musholla kak"
Seketika pandangan saya tertuju ke arah musholla yang disana penuh teman teman volunteers. Ya ampun dek, maaf ya kami yang menggunakannya, kalian yang membersihkan.
Beberapa saat kemudian Saya melihat mereka turun ke sungai sambil membawa ember berisi sajadah dan sarung. Ternyata mereka mencuci disungai, waaah.. Sungguh pengalaman langka bagi saya. Saya pun mendekat ke arah mereka. Ada 2 anak kecil yang menunggu di atas, ya.. Mereka masih terlalu kecil untuk turun ke sungai. Tiba tiba salah satu dari mereka ada yang memegang tangan saya kemudian menyerahkan 2 cincin mainan yang cukup indah.
"Buat siapa ini dek?" tanya saya yang hanya dijawab dengan senyum malu malunya.
"Ini buat aku ta dek?" tanya saya sekali lagi. Kali ini dia mengangguk.
"Aaaa.. Makasih ya.. Ini aku pake ya"
Walaupun saya tau ini harganya tidak seberapa, tapi jika diberi dengan ketulusan yang amat sangat seperti ini bagi saya benda ini sangat mahal. Kemudian saya ajak mereka untuk berfoto. Lucunya ada yang spontan nyeletuk "kak, tanganku 3 gini ya" saat melihat tangan saya berpose V (salam 2 jari, hehe). Lhaah.. Polosnya ini anak. Hehehe
Tidak melewatkan kesempatan, saya mencoba turun ke sungai melihat secara dekat mereka yang sedang mencuci sambil ngobrol. Ternyata mereka sudah rutin tiap hari minggu pagi membersihkan musholla. Yang cowok membersihkan musholla, sedangkan yang cewek mencuci sajadah dan sarung. Bandingkan kalo di kota, mungkin jam segini saya masih asyik di kasur.
Setelah ikut mereka mencuci, saya sempatkan untuk jalan jalan di sekitar desa menikmati sejuknya pagi ini. Sampai tidak terasa waktunya sarapan pun tiba, ini sarapan bareng kita terakhir sebelum pulang. Dan benar, walaupun cuma lauk ayam, sambel, plus krupuk, detik ini saya sudah sangat merindukan kebersamaan itu.
Saya rasa perut ini sudah cukup terisi, kami lalu bergegas membersihkan tempat kami menginap ini. Kami sangat berterimakasih kepada Bapak dan Ibu yang sudah banyak kami repotkan selama disini. Tidak lupa juga kami mengajak mereka berfoto bersama di depan rumah. Rumah sederhana tapi meninggalkan kenangan yang teramat mahal.
Oiya saya mendadak sedih karena Delia ternyata sakit, kami sempat bertemu dengannya yang sedang digendong ibunya. Dia tampak lemas, dan hanya bisa diam sambil matanya tertutup. Sebenarnya kami berdua sudah janjian pagi ini untuk jalan jalan, tapi kok saya tidak melihat dia sama sekali. Termyata dia sakit. Delia semoga lekas sembuh ya, saya masih sempat bersalaman dengan dia dan mencium kedua pipi adik baru Saya ini.
Kami memulai perjalanan pulang, sama seperti waktu berangkat kemarin, kami lagi lagi harus tracking. Bagi saya lebih berat yang sekarang karena matahari sedang terik teriknya. Baru jalan sebentar saja keringat sudah sebadan. Oiya untuk kali ini kami melewati jalan pintas dengan petunjuk mengikuti kabel listrik yang ada. Katanya jalan ini akan menghemat waktu 40menit. Lumayan kan.. Tapi ternyata jalannya juga tidak mudah. Saya beberapa kali tersandung ranting pohon yang masih sangat lebat, jalannya juga kecil, menurun, dan licin. Kami harus ekstra hati hati.
Setelah menyebrangi sungai kecil, track pun jadi mendaki. Panasnya siang itu ditambah kami yang mulai sempoyongan membuat kami jadi sering berhenti untuk istirahat. Akhirnya kami Sampai ke jalan utama, benar sekali.. Rasanya lewat sini lebih cepat walaupun medannya juga lumayan berat. Dengan sisa tenaga kami lanjutkan perjalanan. Keringat yang mengucur di wajah mereka tidak bisa menutupi lelah yang ada.
2jam pun berlalu, senyum lega pun berkembang ketika kami lihat deretan rumah dengan mobil Elf yang kemarin membawa kami terparkir rapi di depan salah satu rumah warga. Alhamdulillah akhirnya sampai juga..
Sapa hangat tuan rumah mempersilahkan kami masuk untuk beristirahat di ruang tamu. Tidak ada kipas angin apalagi AC disana. Tapi ruangannya cukup sejuk. Setelah beristirahat sejenak sambil beramah tamah dengan pemilik rumah. Kami berpamitan melanjutkan perjalanan. Seharusnya setelah ini kami menuju ke kedung cinet untuk berwisata, sayang sekali harus dibatalkan karena kondisi medan yang berbahaya untuk dilewati khususnya di musim hujan ini. Sesuai kesepakatan, kami akhirnya memutuskan untuk ke daerah wonosalam menikmati durian. Saya ngikut aja deh, soalnya saya pribadi tidak suka makan duren tapi kalah suara sama yang lain. Hehe
Karena lelah, saya memilih untuk tidur selama perjalanan. Sesekali saya melihat ke arah jendela. Masih terbayang jelas senyum mereka yang saya temui kemarin. Pelajaran hidup yang saya dapat ini tidak mungkin saya temui di bangku kuliah. Dari mereka saya belajar semangat untuk menjalani hidup walaupun dalam keterbatasan, jika ditakdirkan bertemu kembali, saya ingin saat bertemu dengan mereka lagi keadaan sudah jauh lebih baik. Saya ingin melihat senyum mereka lagi, tersenyum di tempat yang layak, bukan senyum dibalik keterbatasan yang ada.
Hal ini menyadarkan kita semua. Bagaimana kita seharusnya amat sangat bersyukur dengan segala kemudahan yang kita dapat. Mungkin saya sering merasa saya bukan orang yang beruntung, saya merasa hidup saya sepi sejak orang tua saya bercerai walaupun banyak orang baik disekitar saya. Tapi ternyata masih banyak orang orang yang juga tidak beruntung. Dan ketika kami bertemu untuk saling melengkapi, disitulah kebahagiaan itu datang. Terimakasih untuk kalian yang membuat saya bahagia.
Setelah ini saya ingin terus mewarnai kehidupan saya dengan kebahagiaan sederhana seperti yang saya dapat dari SDN Jipurapah 2 jombang. Sebuah kebahagiaan sederhana yang ternyata justru sangat mahal untuk didapatkan.
Jadi, apakah ada yang berminat untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak pedalaman setelah ini? Datanglah karena panggilan hati, karena mereka selalu menunggu kalian :)
Komentar
Posting Komentar