Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Jatuh Cinta Diam-Diam #4 - END

Kemauan hati untuk memiliki tertahan sebatas mulut. Terkunci rapat, sekuat apa tak akan bisa terbuka. Tak kan terungkap.. Dia di depan mata, Apa yang bisa ku lakukan kecuali menatap tiap geraknya dari belakang. Tiga tahun, Aku kira sudah padam rasa ini. Ternyata tidak. Dia terlalu betah tinggal di hati, sampai susah membedakan masih atau hilangkah rasa ini. Seperti tidak mau terusik, dia pasrah seperti ini. Tidak lagi menggebu untuk diungkap. Lebih mengalir seadanya. Di tahun ketiga, rasa ini lebih dewasa. Tak seegois dulu yang selalu ingin diungkap. Kali ini dia diam.. Tapi tidak dengan pancaran indra, Air mata kali ini lebih banyak menjelaskan. Pandangan mata lebih sering bertutur. Tersirat, Hanya mampu tersirat. Atau aku mau semua berubah. Jangan.. aku masih terlalu takut menerima kenyataan. Aku belum siap kehilangan lagi, meskipun belum bisa memiliki. Cukup jarak yang menghilangkannya dariku. Jangan sampai semua darinya ikut menghilang. Apa jadinya aku? Semua

Tentang Kehilangan

Masih tentang kehilangan, Meskipun sudah terbiasa, tapi tetap tidak bisa dianggap biasa. Hay laut, pernahkah kau kehilangan? Kehilangan ombak mungkin, Hay bintang, pernahkah kau kehilangan? Kehilangan sinarmu mungkin, Dan.. oh ada juga api unggun, Pernahkah kau kehilangan? Tapi yang sering aku lihat, kamu yang menghilang. Menyedihkan, aku mencari teman berharap ada yang juga merasakan hal yang sama denganku. Mungkin aku menyedihkan, tapi biarlah.. malam ini saja, aku ingin meratapi kehilanganku. Kapan lagi ceritaku di dengar ombak, langit, bintang,.angin, dan cahaya api unggun sekaligus. Tentang kamu, dia, atau mereka yang pernah ada dan kini tiada. Apapun alasan meninggalkan, dari semula ada lalu hilang, dari semula berwarna kemudian monocrome. Sepi.. Ada yang bilang,jika kita dipisahkan dari seseorang berarti dia bukan terbaik untuk kita. Iya.. mungkin iya.. Tapi jika memang iya? Kenapa rindu masih ada? Aku yang bodoh? Atau rindu memang tak tau diri datangnya? Beberapa

Senang Berteman Denganmu ☺

Aku serasa dipermainkan waktu. Begitu cepat diputar balikkan. Jeda pertemuan dan perpisahan seringkali terlalu cepat. Belum sempat aku mempersiapkannya, dia sudah datang. Lagi-lagi kenapa diriku belum handal menghadapi hal-hal pasti seperti pertemuan dan perpisahan ini. Bukankah sudah takdirnya yang berjumpa akan berpisah? Bukankah jarak sudah menjadi hal biasa untukku? Lantas mengapa berduka? Mengapa diriku selemah ini. Mungkin aku hanya takut, Aku hanya takut setelah perpisahan kali ini tak ada lagi pertemuan untuk kita.  Aku mungkin takut tak bisa setenang saat aku bertemu kamu. Aku hanya takut menghadapi perubahan tentang kita. Yang mungkin selang beberapa waktu setelah berpisah, hidup kita saling berubah. Kita tak lagi bertemu, Kita tak lagi menjadi teman dekat. Kita jalani takdir masing-masing. Kita hanya kenangan. Hanya segelintir kenangan.. Setidaknya nanti saat kita bertemu lagi, kita bisa sedikit menambah kenangan yang ada dengan yang baru. Tapi jika kita nanti tida

Rindu - Jogja

Tuhan… aku rindu Jogja. Andai jarak Surabaya-Jogja Cuma kayak jarak kamarku sama toilet, ah alangkah senang hati princess. Aku rindu makanan khas Jogja, disini ada Bakmi Jogja, tapi rasanya hambar, mungkin tangan sipembuatnya bukan orang jogja, atau orang jogja yang udah ke kontruksi orang surabaya. Yang jelas di Surabaya ga sehangat di kelekmu Jogja. Aku rindu minum kopi areng di angkringan, biarpun aku ga doyan tapi tetep sok-sokan pesen kopi biar ke-Jogja-jogjaannya berasa. Di surabaya ada Kopi areng, tapi arengnya se upil-upil ga kayak di kotamu arengnya sekepal tanganku. Mungkin arengnya dari Jogja, tapi pas perjalanan ke Surabaya banyak gronjalan (opo yoo) jadi remuk seupil-upil, kayak hatiku. Hemmmm Aku rindu pengajian sama simbah-simbah sambil gegojekan, disini ada pengajian tapi simbah-simbanhya lomba pamer mantu. Untung aku belum dipermantu ibumu, laahhh Aku rindu suara tetangga depan rumah yang semangat banget kalo ada jatilan di desa sebelah, aku rindu nont

Kimia Analisis "Failed!"

Selamat malam minggu Saya ucapkan khusus buat para kawula muda yang lagi pacaran, ngedate, jalan-jalan, cekikikan di coffee shop ternama, petentang petenteng di mall, dan sebagainya. Tidak lupa juga selamat sabtu malam Saya ucapkan buat kalian yang update status “OTW” tapi malah mojok sendirian di kamar sambil mainan laptop, sungguh malangnya nasibmu nak.. tentu bukan saya dong.. Sudah lupa rasanya ini malam minggu keberapa Saya stay di rumah alias ga pernah ngedate alias ga pernah diapelin alias punya pacar atau ga punya saya juga ga tau. Percayalah.. Tuhan sedang mempersiapkan jodoh terbaik untukmu :D Lagi galau skripsi, iya.. galau. Ternyata ini rasanya jadi mahasiswa tingkat akhir, dimanapun dan kapanpun, bayangan skripsi selalu terngiang. Sebulan yang lalu sampai kebawa mimpi Saya. Entah apa yang akan terjadi dua bulan lagi dalam hidup Saya, yang pasti saat ini Saya sedang menyiapkan agar dua bulan nanti indah. Mohon doanya agar lancar … amin. Dan bukan hanya itu saja

Saat Mendengarkan Explosions In the Sky - Your Hand in Mine

"Perasaan terlalu luas untuk sekedar diwakili oleh kata-kata" Mungkin itu perumpaan yang cocok untuk musik yang sering disebut Postrock. Musik yang baru beberapa tahun belakangan saya kenal ini mulai menyentil telinga ketika pertama kali saya dengar atas saran seseorang. Saat pertama kali mendengarkan, dari intro hingga beberapa menit lagu itu berputar Saya mulai bosan, “ini mana yang nyanyi?” itu kalimat yang hingga sekarang masih saya ingat. Suatu malam Saya ulangi lagi mendengarkan lagu itu saat menjelang tidur, dari sinilah kekaguman akan genre musik satu ini muncul. Ibarat kemarau panjang kemudian diguyur hujan sehari, lagu-lagu beraliran postrock meneduhkan tidak hanya telinga, tapi juga otak bahkan jiwa. Saya tidak paham secara pasti bagaimana awal mula musik postrock berkembang, untuk hal satu ini saya tidak ingin mempelajarinya terlalu dalam, musik postrock jauh lebih nikmat didengarkan daripada sekedar memusingkan sejarahnya. Berdasarkan ke-soktauan s

Ketika mendengarkan Melankolia - Efek rumah kaca

Terkadang tidak semua teman dan orang di sekitar bisa kita jadikan teman berkeluh kesah. Bagi saya, malam adalah waktu yang sakral, dimana satu persatu penat dan lelah bermunculan. Perkenalkan teman pengantar tidur saya,lagu dengan nada dan lirik penuh penghayatan. Sudah 5 tahun, lagu berjudul Melankolia ini akrab dengan Saya. Bagi kalian yang belum mendengarkan, saya rekomendasikan dengarkan lagunya menjelang kalian tidur. Mungkin sensasi yang saya rasakan bisa kalian rasakan pula. Perlahan nada intronya menggiring ke ruang gelap. Tersungkur di sisa malam, Kosong dan rendah gairah. Bait pertama mengantarkan kita dalam kondisi lebih tenang, kosong dan rendah gairah mengibaratkan saat malam tak ada lagi hal yang ingin kita lakukan kecuali terlarut. Entah dalam kesedihan atau kebahagiaan atas pencapaian hari ini. Suka duka, itulah kehidupan. Puisi yang romantis, Menetes dari bibir. Setiap kali mendengar lagu ini rasanya semua gelisah saya muncul ke permukaan,tak dapat terelakkan

Grojokan Watu Jonggol (Escape to Kulon Progo)

Ngobrolin tempat wisata di Jogjakarta memang tidak pernah ada habisnya. Kali ini Penulis berkesempatan mengunjungi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kulon Progo, Jogjakarta. Kunjungannya sih sudah sedari Januari yang lalu, Malesnya penulis bikin cerita ini baru sempat diposting.. huhuhu maafkan.. 1. Kebun Teh Samigaluh Sesuai nama tempatnya, Kebun teh ini terletak di Dusun Nglinggo, Desa Nglinggo Barat, Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo, Jogjakarta. Saat kita pergi kesana, kebetulan cuaca sedang tidak bersahabat. ditengah perjalanan tiba-tiba turun hujan deras. Karena jarak pandang yang tertutup oleh kabut, kami putuskan untuk menepi hingga hujan reda. Selang beberapa lama, hujan mulai reda dan kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. akses menuju kesana tidak terlalu sulit, hanya saja jika turun hujan begini, kita harus waspada karena jalan yang menanjak tajam,serta banyak tikungan. Perlahan kabut mulai hilang, dan terhamparlah didepan mata k

Teringat

Sempat kehilangan asa untuk menulis semenjak tulisan-tulisan saya tenggelam seiring hilangnya inspirasi. Saya paham, tidak seharusnya saya menyalahkan inspirasi yang lenyap tersebut. seandainya saja saya mau melihat sekitar dan tidak terlalu keras bertahan pada masa lalu yang sudah hilang. Pagi kemarin saat terbangun, entah kenapa saya teringat kembali akan portofolio yang berserakan di map yang saya temukan saat berbenah dalam kamar, spontan saya mengingat beberapa judul draft yang ingin saya jadikan novel, dan berbagai macam judul artikel yang tidak mempunyai ending.  segera saya otak atik smartphone dan membuka beberapa aplikasi yang ada. masih dengan jelas, disitu saya pernah mengunduh beberapa aplikasi menulis, termasuk blog dan tumblr yang bahkan untuk passwordnya saja susah untuk saya ingat. “Saya berubah”, bukan lagi saya yang dulu. Semenjak semua hilang dan membuat saya seperti sekarang. lihat… Saya masih saja sempat menyalahkan keadaan. tidak seharusnya kan? Dan seka

Senja

Andai aku pujangga atau filosofis ternama, pasti dapat dengan mudah ku tulis apa yang sedang aku lihat dan rasakan. Bukan hal baru jika senja itu indah, Tapi kali ini ku rasakan senja sore itu sedikit berbeda. Ada yang membuatnya lebih indah, Ku amati sekitarku, mencari tahu apa perasaanku yang salah.. Ku lihat sekali lagi langit yang memerah itu, indah.. dan masih lebih indah.. Ku tebarkan lagi pandanganku ke sekeliling, Hingga aku merasa menemukan alasannya. Hey... ternyata kamu.. Haruskah ku akui senja sore ini lebih indah karnamu? Sisa sinar matahari yang hendak tenggelam membias menerpamu, Sesekali ku tamati wajahmu dari kejauhan. Tentu saja dari sudut dimana kamu tidak akan sadar ada yang sedang mengawasimu. Aku suka seperti ini, Dari awal pertemuan kita pun aku hanya bisa seperti ini. Terlalu berlebihan jika aku mengatakan "dengan menatapmu saja aku tenang", Tapi apa daya jika itu benar adanya. Seperti sore kemarin, Senja yang lebih indah.. Sebelum a

Air Terjun Pantai Jogan

Masih melanjutkan perjalanan dari pantai siung di postingan kemarin, saat kami pulang, kami menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu pantai yang unik bernama air terjun pantai jogan. Nah ... Ini pantai apa air terjun ya? Ternyata ada dua duanya. Letaknya tidak begitu jauh dari pantai siung, jadi buat yang ke pantai siung jangan lupa di sempatkan mampir ke objek wisata satu ini. Cukup dengan membayar parkir 3000rupiah, kita dapat menikmati pemandangan uniknya. Sayang sekali hujan lebat masih mengguyur sore itu, turun dari motor kami tidak melepas mantel hujan. Aliran air terjun sudah terdengar bunyinya dari sini. Sambil berjalan hati hati karena jalan berlumpur yang terguyur hujan ini menjadi sangat licin. Pertama kita akan disuguhkan sebuah sungai kecil yang beraliran deras ( maklum, hujan hari itu lebat sekali) berbeda ketika musim kemarau, alirannya kecil bahkan terkadang kering. Diatasnya sudah tersedia jembatan alakadarnya yang terbuat dari bambu. Setelah menyeberangi jembata

Hujan, di Satu Waktu

Hujan adalah salah satu waktu yang tepat untuk berdoa. Hujan malam ini ingin aku persembahkan untuk dia. Dia yang tidak pernah bisa kusebut namanya. Dia yang berada jauh disana, terpisah jarak beberapa ratus kilometer dari tempatku berpijak saat ini. Tidak banyak yang aku minta saat ini. Aku hanya berharap semoga dia dalam keadaan baik dan bahagia. Aku kira melupakannya adalah hal yang sangat mudah. Terlebih lagi kami dipisahkan jarak. Kami jarang bertegur sapa. Hanya mampu mengingat jika kita pernah bersama. Bersama tidak selamanya harus menjadi sepasang. Buktinya kami hanya dipertemukan, tidak untuk disatukan. Andai takdir satu ini bisa berubah... Kami pernah melewati waktu bersama saat hujan mirip seperti malam ini. Entah apa namanya yang ada dalam hati ini, perlahan tapi pasti dia menetap disini, tanpa bisa aku menyadarinya. Mungkin sejak aku sadar senyumnya teduh 2.5tahun yang lalu.. Entahlah.. Aku bingung menjelaskannya. Ini gila, tapi ini nyata.. Aku kira dengan diam, hal

Berpacu dalam hujan (explore pantai siung,Jogjakarta)

Sudah 1 minggu saya menikmati masa libur kuliah saya di kota kelahiran ibu saya ini. Perkenalkan saya wulan, ibu saya asli jogja tepatnya di desa tumut, sumbersari, moyudan, sleman, yogyakarta. Cukup panjang bukan untuk menyebut alamat disini? Hehe Hujan yang mengguyur jogja 2 hari berturut turut ini membuat saya enggan beranjak dari dalam kamar. Suasana di dalam rumah juga sangat hangat. Di sini kami sering makan bersama. Ada nenek, om, tante, juga keponakan kecil saya. Pagi itu bunyi handphone membangunkan saya dari tidur. Wow.. Saya terkejut melihat siapa yang mengirim pesan whats up saat itu, ternyata dia arfan. Yuhuu... Abang saya satu ini jarang jarang lho nghubungi saya. "Kamu di jogja? Mau aku ajak dolan" setelah berbalas pesan. Akhirnya saya fix ikutan dolan. Rencananya kita mau mantai. Saya sering diajak mbolang sama pak guru satu ini. Dan tujuannya tidak pernah mengecewakan. Akhirnya tepat pukul 11siang hujan mulai berhenti. Tiba tiba saja arfan sudah nongol di

TnT#2 SDN Jipurapah 2 Jombang Part 3 (the last)

Suara adzan subuh dari musholla perlahan menyadarkan saya dari tidur lelap. Dengan setengah sadar saya coba untuk bangun dan membuka mata. Sedikit rasa sakit di area leher dan punggung, maklum kami tidur hanya beralas terpal dan bantal dengan barang bawaan seadanya. Setelah merapikan selimut, saya bergegas menuju musholla untuk membersihkan badan dan sholat. Diluar masih sangat gelap, penerangan di jalan yang belum beraspal ini sangat minim. Saya rasakan dinginnya air yang mengalir dari kran mulai mengembalikan kesadaran saya. Satu persatu teman yang lainnya pun juga bangun untuk sholat. Setelah melaksanakan kewajiban 2 rakaat tersebut, saya mulai merapikan isi tas yang mulai berantakan. Rencananya pagi ini kami akan pulang. Jadi isi tas harus serapi mungkin supaya mudah dibawa. Sinar matahari perlahan mulai menampakkan diri. Jalan yang tadinya gelap mulai terang. Sungguh pemandangan yang indah ketika warna violet fajar berpadu dengan hijaunya sawah yang terbentang luas. Saya duduk

TnT#2 SDN Jipurapah 2 Jombang Part 2

Nyambung ke postingan awal yang menceritakan serunya perjalanan kami menuju SDN Jipurapah 2, kali ini setelah beristirahat sejenak di teras musholla saya kumpulkan sisa tenaga untuk bangkit. Ciyeeh.. Bangkit.. Setelah membersihkan badan dan berganti baju khas 1000guru (ciyeee baju baru..) kami mempersiapkan sarapan pagi yang sudah di masak oleh ibu yang rumahnya kami tempati. Ini khasnya TnT 1000Guru, kita makannya barengan.. Seadanya, dengan alas daun pisan dan dijejer sama rata, istilah di daerah saya sih kembulan namanya. Lauknya cuma tahu, telor dibumbu, plus krupuk, saya yakin kalo ini di Surabaya saya males buat makan, karena pada dasarnya saya kurang menyukai telor. Mungkin ini bawaan situasi kebersamaan, makannya jadi berasa enak banget (bukan peres yaa :p). Seusai mengisi kebutuhan perut, kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan donasi buat adik-adik. Donasi yang terkumpulkan dibagi sama rata, ada tas, pensil,buku, tempat pensil, pensil warna, dan sebagainya. Sebagian yang lai